Wednesday, April 17, 2013

Standar signal bermain bridge


Tidak bisa dipungkiri bahwa hal yang paling menyenangkan dalam bermain bridge adalah bagian “play” dan tentu saja menjadi sebagai seorang deklarer bukan? Memang demikianlah jika bermain bridge, sedangkan hal yang dianggap paling sulit adalah jika menjadi defender. Banyak hal yang perlu dimiliki oleh seorang pemain bridge untuk dapat melakukan defense yang benar. Tentu saja pengalaman bermain akan memberikan nilai tambah bagi seorang pemain dalam melakukan perlawanan terhadap kontrak lawan disamping imajinasi pemain serta perjanjian antara partner sehingga tercipta kerja sama dalam berkomunikasi tentu saja.

Adapun salah satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh pemain dalam melakukan defense adalah apa yang dikenal dengan istilah “signal”. Pada saat ini metoda signal telah berkembang begitu pesatnya  sehingga cukup membingungkan para pemain pemula khususnya. Dari berbagai ragam signal yang digunakan dalam permainan bridge, standar signal adalah salah metoda yang umum digunakan di tanah air. Standar signal ini terbagi dalam 3 bagian yaitu attitude signal, count signal dan suit preference signal.

Attitude Signal
Yang dimaksud dengan attitude signal adalah sinyal yang meminta partner untuk meneruskan warna yang sedang dimainkan jika partner mendapatkan giliran lead yaitu dengan memainkan angka besar kemudian kartu kecil (besar-kecil = ingin). Sebaliknya jika memainkan kartu kecil kemudian kartu besar artinya anda menolak warna atau kartu tersebut dilanjutkan (kecil-besar = tolak).

Pada contoh deal di bawah ini, kita akan melihat bagaimana aplikasi attitude signal yang dikombinasikan dengan imaginasi pemain :
Barat lead S. Ace, di dummy S. 7 dan sekarang giliran Timur. Kartu apa yang akan Timur mainkan? Timur sejenak berpikir dengan menganalisa jalannya penawaran dan kemudian menyimpulkan bahwa untuk menggugurkan kontrak ini hanya mungkin bisa jika memperoleh satu trik dalam warna trump. Bagaimana? Caranya adalah dengan mengecoh deklarer dan partner yaitu dengan memainkan S. 10 (angka besar). Dengan demikian Barat yang mengira bahwa Timur memegang doubleton spade, tentu saja akan memainkan S. King dan Timur dengan menyakinkan menjatuhkan S. 9. Ketika pada putaran ketiga Barat memainkan S. Jack, rasanya akan sulit bagi deklarer untuk tidak menurunkan trump honornya (H. Ace atau H. Jack) dan jika demikian kontrak tidak bisa diselamatkan lagi alias down satu.

Count Signal
Jika seorang pemain ingin atau menolak suatu kartu untuk dimainkan maka teknik attitude signal berlaku, sedangkan untuk menunjukkan distribusi pegangan kartu digunakan count signal. Caranya adalah dengan memainkan kartu besar kemudian kartu kecil menunjukkan pegangan genap dan sebaliknya untuk menunjukkan pegangan kartu ganjil adalah dengan memainkan kartu kecil kemudian besar. Salah satu situasi dimana teknik ini sangat membantu defender adalah dalam permainan no trump lawan. Contoh lawan bermain 3NT dan kartu-kartu di dummy D. KQJ1098 tetapi tidak ada entry. Jadi  ketika deklarer memainkan warna diamond ini, maka defender yang memegang D. Ace tentu saja butuh informasi bagaimana kombinasi kartu-kartu diamond ini terbagi pada ke empat tangan. Data ini penting karena harus memutuskan saat yang tepat untuk menang dengan D. Ace dan jika salah mengambil keputusan tentu saja akan sangat merugikan pasangan mereka. Semoga bermanfaat. Oleh : Bert Toar Polii

No comments:

Post a Comment